Tuesday, 11 September 2018

KUNCI SURGA ADALAH TAUHID



                                         KUNCI  SURGA ADALAH TAUHID




Mengenal hakikat tauhid sangatlah penting bagi setiap muslim. Karena tauhid adalah perkara yang sangat urgen dalam kehidupan kita. Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata yang artinya:
“Kebutuhan hamba untuk beribadah kepada Allah yang tidak ada sekutu bagiNya, melebihi kebutuhan jasad kepada ruh, dan melebihi kebutuhan mata kepada cahaya.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus para rasul tidak lain adalah untuk menyampaikan tauhid. Allah juga menciptakan manusia dan jin tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah semata.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.” (QS Adz-Dzariyat [51]: 56)
Karena tauhid merupakan tujuan dari penciptaan manusia, maka setiap manusia wajib mempelajari dan mengetahui hakikat tauhid. Hal itu agar mereka selamat di dalam dunia dan di akhirat. Dan tidak salah sama sekali jika dikatakan bahwa tauhid itu pintu surga, yaitu syarat bagi kita untuk masuk ke dalam surga. Ada hadits yang semakna dengan hadits di atas. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang Arab Badui berkata, “Wahai Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam! tunjukkanlah aku amalan yang jika aku kerjakan maka aku akan masuk surga.” Beliau menjawab,

تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ الْـمَكْتُوْبَةَ ، وَتُؤَدِّي الزَّكَاةَ الْـمَفْرُوْضَةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ

Artinya:
“Engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu, mengerjakan shalat fardhu, membayar zakat yang wajib, dan berpuasa Ramadhan.”

Orang itu berkata, “Demi (Allah Azza wa Jalla ) yang mengutus engkau dengan kebenaran, aku tidak akan menambahnya sedikit pun selamanya dan tidak akan menguranginya. Ketika ia telah pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang senang melihat kepada seseorang dari penghuni surga, maka hendaklah ia melihat orang ini.”
Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, “Barang siapa yang mengucapkan kalimat laa ilaaha illallaah disertai dengan menunaikan hak dan kewajiban (dari kalimat tauhid tersebut), niscaya dia masuk surga.” ( Al-Hujjah Fii Bayaanil Mahajjah  11 / 152 ).

Kalimat laa ilaaha illallaah merupakan kalimat paling agung yang menunjukkan bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah. Seorang muslim yang mengucapakan lafadz tersebut dengan lisannya, penuh keyakinan dalam hatinya, ikhlas, memahami maknanya dan melaksanankan tuntutannya, maka ia akan masuk surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إٍلَهَ اٍلاَّ اللهُ مُخْلِصًا مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّة
Artinya:
“Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dengan ikhlas dari hatinya, maka  ia (dijamin) masuk surga.”  (HR. Ibnu Hibban no. 4 dan 7, Mawaariduzh Zham’an)
 Syarat-syarat Laa Ilaaha Illallah ada 7, yaitu:
1)      Mengetahui maknanya (al-‘Ilmu).
2)      Yakin dan tidak ragu akan kandungan maknanya (al-Yaqiin).
3)    Menerima konsekuensi dari ucapan Laa Ilaaha Ilallaah dengan lisan dan hatinya serta tidak menolaknya (al-Qobuul).
4)  Tunduk terhadap perintah dan larangan yang terkandung dalam Laa Ilaaha Illallah dan berserah diri kepada Allah (al-Inqiyaad).
5)    Jujur dalam mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah (as-Shidq). Sesuai antara apa yang diucapkan dengan   yang diyakini dalam hati serta menjalankan konsekuensinya.
6)      Ikhlas dalam mengucapkannya karena Allah (al-Ikhlash).
7) Cinta terhadap kandungan yang terdapat dalam Laa Ilaaha Illallah (al-Mahabbah).

  Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafidzahullah :

فالتوحيد مفتاح الجنة، ومن لم يأت بهذا المفتاح الذي هو التوحيد لا يدخل الجنة
Artinya:
“Tauhid adalah kunci surga. Barang siapa yang tidak membawa kunci tauhid ini maka tidak bisa masuk surga.” (Kaifa Takuunu Miftaahan lil Khair, hal. 14)

v  Tidak Hanya Sekedar di Lisan
Ketahuilah bahwa Laa ilaaha illallah adalah kalimat yang memiliki keutamaan yang sangat besar. Tetapi, keutamaannya tidak akan kita dapatkan semata-mata hanya dengan mengucapkannya saja.
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al Hamd mengatakan: “Siapa yang mengucapkan kalimat ini dan ia mengetahui maknanya, mengamalkan kandungannya dengan meninggalkan kesyirikan dan menetapkan keesaan bagi Allah, disertai dengan keyakinan pasti terhadap kandungan maknanya serta mengamalkannya, maka dialah muslim sejati. Dan siapa yang mengamalkannya tetapi tidak meyakini (maknanya), maka dialah orang munafiq. Dan siapa yang berbuat sesuatu yang bertentangan dengan kandungan maknanya, yaitu syirik, maka dia adalah musyrik kafir meskipun dia mengucapkan kalimat tersebut dengan lisannya” (Lihat Rasaa-il fil Aqidah karya beliau).
Kesimpulannya, Laa ilaaha illallah adalah sebuah kalimat yang agung, dan harus terkumpul padanya 3 hal: mengucapkannya, mengetahui maknanya, dan mengamalkan konsekuensinya. (Lihat I’anatul Mustafid karya Syaikh Shalih Al Fauzan).

v  Mengenal Lebih Dekat
Setiap hari kita mengucapkan kalimat tersebut di dalam shalat-shalat dan dzikir-dzikir kita. Senantiasa kita membasahi lisan kita dengan kalimat Laa ilaaha illallah. Namun, tahukah kita makna dan kandungan kalimat yang agung tersebut? Ternyata sebagian kaum muslimin masih ada yang salah dalam memaknai kalimat tersebut dengan benar. Bukankah kita sering menjumpai seseorang yang mengartikan Laa ilaaha illallah dengan “Tidak ada Tuhan selain Allah”?
Yang benar, Laa ilaaha illallah bermakna “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah”. Yakni tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi dengan segala bentuk ibadah selain Allah Ta’ala. Dan segala sesuatu yang disembah selain Allah, maka itu adalah sesembahan yang paling bathil dan paling sesat. (Lihat At Tanbihaat Al Mukhtasharah karya Ibrahim bin Syaikh Shalih Al Khuraishi). 
Allah Ta’ala berfirman, “yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil” (QS. Al Hajj : 62)

v  Kandungan dan Konsekuensinya 
Setelah mengetahui makna yang benar dari kalimat tauhid Laa ilaaha illallah, maka kita akan mengetahui bahwa Laa ilaaha illallah memiliki dua unsur penyusun. Jika salah satunya hilang, maka itu bukanlah Laa ilaaha illallah. Ketahuilah bahwa dua unsur penyusun kalimat Laa ilaaha illallah adalah an nafyu (peniadaan) dalam kalimat “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah” dan al itsbat (penetapan) dalam kalimat “selain Allah”. An nafyu yaitu meniadakan seluruh jenis sesembahan selain Allah apapun bentuknya. Al itsbat yaitu menetapkan hanya Allah semata yang berhak untuk disembah. Inilah tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan yang diajarkan oleh Al Qur’an dari awal hingga akhirnya. (Lihat Fathul Majid karya Syaikh Abdurrahman bin Hasan).

v  Lebih Pintar Orang Musyrik Zaman Dulu
Tahukah bahwa kaum musyrikin zaman dulu mengetahui makna Laa ilaaha illallah dengan benar? Oleh karena itu, ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada orang kafir Quraisy: “Katakanlah: Laa ilaaha illallah!”. Mereka menjawab: “Mengapa ia menjadikan Tuhan-Tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan” (QS. Shad : 5). (Lihat Taisirul Azizil Hamid)
Allah juga berfirman tentang mereka, “Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah”, mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata: “Apakah sungguh kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?” (QS. Ash Shaffat : 32-33)

v  Inilah Keutamaannya
Orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, mengetahui maknanya, dan mengamalkan konsekuensinya, akan mendapatkan balasan yang sangat luar biasa dari Allah Ta’ala. Berikut ini adalah sebagian keutamaan Laa ilaaha illallah :
1)   Pasti masuk surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya, dan kalimat yang Dia berikan kepada Maryam, dan ruh dari-Nya, dan bersaksi bahwa surga dan neraka itu benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga bagaimanapun amalannya” (HR. Bukhari dan Muslim)
2)   Orang yang mengucapkannya dengan ikhlash akan diharamkan dari neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi neraka, orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dalam rangka mencari wajah Allah” (HR. Bukhari dan Muslim)
3) Orang yang mengucapkannya dengan ikhlash berhak mendapatkan syafa’at Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Abu Hurairah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafa’atmu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,“Orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlash dari hatinya” (HR. Bukhari secara ringkas)
4)   Darah dan Hartanya Terjaga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, dan kufur terhadap segala yang diibadahi selain Allah, maka darah dan hartanya menjadi haram (yakni terjaga-pen). Sedangkan perhitungannya diserahkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla” (HR. Muslim)
v  Syarat Mendapatkan Keutamaannya
Sebuah kunci akan bisa membuka pintu jika memiliki gerigi yang pas. Laa ilaaha illallah adalah kunci surga, sedangkan geriginya ada tujuh, yakni tujuh syarat yang harus dipenuhi semuanya agar Laa ilaaha illallah bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya. Ketujuh syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Mengetahui makna yang benar beserta konsekuensi dari Laa ilaaha illallah, yaitu tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, meniadakan segala sesembahan selain Allah, dan menetapkan hanya Allah-lah yang berhak disembah.
2.   Betul-betul meyakini makna kalimat tersebut, bahwa hanya Allah-lah satu-satu-Nya Tuhan yang berhak disembah dan yang selain-Nya adalah bathil.
3.    Ikhlash mengucapkannya, hanya mengharap wajah Allah semata.
4.   Jujur dari hati yang terdalam mengucapkannya sehingga ucapannya sesuai dengan hatinya. Jika mengucapkannya dengan lisannya tetapi hatinya mengingkarinya, maka ia munafiq yang Allah kabarkan orang munafiq ada di dasar neraka. Wal ‘iyaadzu billah
5. Mencintai kalimat tersebut beserta kandungannya, mencintai orang-orang yang merealisasikan Laa ilaaha illallah dengan benar, serta membenci segala yang bertentangan dengan kandungan Laa ilaaha illallah.
6. Tunduk patuh menjalankan semua konsekuensi Laa ilaaha illallah, menjalankan apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan dan meninggalkan segala apa yang Allah dan Rasul-Nya larang.
7.    Menerima Laa ilaaha illallah beserta konsekuensinya dengan hati dan lisan. (Disarikan dari At  Tanbihaat Al Mukhtasharah dengan perubahan)

Maka kaum muslimin yang dirahmati Allah, buah dari Laa ilaaha illallah akan kita rasakan jika kita mengucapkannya, mengetahui maknanya, mengamalkan kandungannya, dan memenuhi ketujuh syarat di atas. Laa ilaaha illallah dengan benar dan mendapat seruan indah: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku” (QS. Al Fajr : 27-30). Wallahu a’lam.

Referensi:
https://muslimah.or.id/
https://buletin.muslim.or.id
https://indonesiabertauhid.com/
http://www.darussalaf.or.id/
https://almanhaj.or.id/
https://www.radiorodja.com/